Holllaaaaaaaaaaaa,,,
Kali ini di #EKCngeblog gue dapet tema “ The Sickness “ jadi
kita harus nyari novel yang ada penyakitnya gitu, nahhh setelah sekian lama
bersemedi mencari wangsit novel mana yang bakal gue pilih akhirnya pilihan gue
jatuh sama nih novel judulnya “ LET GO ”, kenapa gue pilih nih novel ?? sesuai
dengan tema minggu ini, novel ini berkisahkan seorang remaja bernama Nathan
yang mengidap penyakit tumor, awalnya Nathan hampir menyerah dengan penyakitnya,
dia nggak mau di operasi, tapi atas bujuk sahabatnya akhirnya dia luluh juga,
disini gue salut dengan kisah persahabatan mereka yang bisa ngebuat semangat
hidup Nathan kembali muncul.
Nah kalo penasaran gue udah buat cuplikan ceritanyaa :) silahkan dibaca yaaa
!!!
Judul buku : Let
Go
Pengarang :
Windhy Puspitadewi
Penerbit :
Gagas Media
Tahun terbit : 2009
Kota terbit :
Jakarta
Harga : Rp
35.000,00
Novel ini
berceritakan tentang Caraka yang di hukum oleh wali kelasnya akibat berkelahi
dengan siswa lain 2 kali berturut-turut selama satu minggu. Hukuman yang
diberikan ialah, ia harus membantu anggota Varitas, sebuah ekstra kulikuler
untuk membuat majalah sekolah. Dalam masa hukuman ini, dia terpaksa harus
berteman dengan Nathan seorang laki-laki yang pintar namun sinis, Nadya perempuan
yang terlalu sempurna, dan Sarah yang pemalu dan pendiam.
Berbagai masalah menghadang mereka dan membuat mereka
menyadari bahwa persahabatan mereka amatlah berharga, kehidupan masing-masing anggota
tim majalah dinding itu pun berubah, tentunya ke arah yang lebih baik. Tak
terkecuali Raka sendiri. Sikap ikut campur Raka membawanya mengenal ketiga
temannya dengan lebih baik.
Raka yang memandang
Nadya hanya seorang gadis yang selalu mencoba untuk mandiri dan memaksakan diri
untuk mengerjakan semua sendiri membuat Raka selalu ingin melindunginya.
Masalah cinta datang dari si cengeng penakut, Sarah. Tak bisa berkata tidak,
selalu memandang diri rendah, membuat Raka mau tak mau harus selalu menolongnya.
Sayang sikap baik Raka menimbulkan perasaan lebih dari Sarah. Dan sayang pula,
sikap tak tegaan Raka membuatnya tak bisa menolak Sarah. Walaupun sebenarnya
Raka telah jatuh cinta kepada Nadya karena mereka memiliki banyak persamaan
diantaranya mereka menyukai jenis film dan musik yang sama.
Hal menarik lain adalah Persahabatan antara Caraka dengan
Nathan. Nathan yang selalu bersikap dingin ini ternyata diam-diam memperdulikan
Caraka, begitu juga dengan Caraka berpura-pura tidak akrab namun ia juga
memperdulikan Nathan.
Ternyata nasib Nathan dan Caraka tidak jauh berbeda, mereka
sudah pernah kehilangan orang yang mereka sayangi. Diam-diam, Nathan ternyata
harus hidup bersama tumor otaknya sejak satu tahun yang lalu. Sikapnya yang
menjaga jarak dengan orang lain semata-mata karena ia tak ingin meninggalkan
memori yang baik tentangnya. Ia tak ingin orang lain juga merasakan
kesakitannya dan kelak ketika ia meninggal, Nathan tak ingin ada seorang pun
yang menangisinya. Kematian ibunya, cukup membuat Nathan menyadari rasa sakit
dari kehilangan. Entah apa yang menyebabkan Nathan mengatakan pada Caraka bahwa
umur Nathan sudah divonis dokter karena penyakitnya yang sangat parah. Nathan
dapat diselamatkan dengan melakukan Operasi namun, ia selalu menolaknya.
Caraka berusaha menyadarkan Nathan bahwa masih banyak hal
yang layak untuk diperjuangkan. Awalnya, Nathan menolak dan menyuruh Raka untuk
menjauh dari kehidupannya. Ia lebih memilih mati perlahan-lahan, tanpa
penyesalan, tanpa terikat oleh siapapun. Namun, akhirnya Nathan tersadar bahwa
kesempatan sekecil apapun harus dilakukan demi orang yang ia sayangi dan
menyayanginya.
Sekali lagi, Caraka harus berhadapan dengan sesuatu yang
paling ditakutinya, yaitu “kehilangan”. Nathan meninggal satu tahun kemudian.
Operasinya memang berhasil mengangkat tumornya. Namun karena sudah menyebar ke
daerah vital, nyawanya tidak terselamatkan lagi.
Nih gue bocorin dikit surat dari nathan buat caraka yang
bisa bikin gue baper tingkat dewa hehehe
To Caraka
Ketika kamu membaca
surat ini, bisa dipastikan saat itu aku sudah nggak ada lagi di dunia ini. Kamu
pasti heran kenapa aku menulis surat untukmu-kenyataannya aku sendiri juga
nggak tahu. Mengingat betapa bodohnya dirimu, kayaknya sejelas apapun aku
memberi tahu, kamu pasti nggak akan mengerti.
Raka tersenyum. Dasar.
Aku ingin memberi tahu
betapa aku sangat berterima kasih. Selama ini, aku mencari-cari keajaiban yang
bisa memberiku alasan buat hidup. Ketika bertemu denganmu, Nadya, Sarah dan
yang lain, aku disadarkan kalau sebenarnya aku nggak perlu mencarinya. Ternyata
keajaiban itu justru sedang kualami, kurasakan, dan kujalani. Ternyata hidup
adalah keajaiban itu sendiri.
Aku sangat berterima
kasih karena itu.
Raka menelan ludah. Melihat tinta yang memudar dari bekas
bulatan titik air, dia bisa menduga Nathan menangis ketika menulis surat itu
p.s. Jangan
membenciku. Waktu terus berjalan, aku sudah mati, tapi kamu masih hidup. Tak perlu
terikat masa lalu. Sungguh, nggak apa-apa bagiku kalau kamu kelak melupakanku. Biar
aku saja yang mengingatmu, itu sudah lebih dari cukup bagiku.
Air mata Raka mulai
menetes. Akhirnya, untuk kali pertama setelah sekian lama, dia menangis.
Cukup segini dulu
yaa, mohon maaf jika ada kata-kata atau kalimat yang ga enak banget buat
dibaca, maklum masih dalam proses belajar hehehe :)